Kawan hidup ini di nikmati aj lah..
Tahu ga?
Ga tahu kan!!makanya mau aku kasih tahu
aku lagi bingung nih,,di bantu-bantu yah,sin salabin jadi apa prok prok prok(pak tarno kale :p )
ga tau mau kemana,,tanya aj dora atau peta
huft...
Serius.....
Antara dan antara,jadi bingung mau nulis apa di blog..sebenarnya cuma mau curhat doang sih,ga muluk" kalo bisa ampe merem neh mata..
~_~
study bagiku penting banget,karena dari kecil aku g pernah lepas ama yg namanya buku,makanya sempat ada cita" pengen jadi doctor..itu duluuu(ga nyambung banget)
tapi baru aku tahu,ternyata cita" itu apa yah?
Susah ungkapin pake kata",karna ntar salah pendapat
bisa-bisa kaya MUI & MUHAMMADIAH
kalo di tanya sekarang,cita"ku apa,,bingung juga?? %-)
riri yang aneh,
poko'e sekarang harus serius ama kuliah yang tertunda 1 tahun = 2 smester
semoga kelak di tempat baru bisa beradaptasi..
Trimakasih udah mau baca blog ku ini..semoga selalu dalam lindungan NYA..amin
di kamar sambil merem
Sriwahyuni Sabir Sakka
TUMOR
ABDOMEN
PENGERTIAN
Tumor abdomen merupakan massa yang padat dengan
ketebalan yang berbeda-beda, yang
mungkin membungkus pembuluh darah besar dan ureter. Secara patologi kelainan
ini mudah terkelupas dan dapat meluas ke retroperitonium, dapat terjadi
obstruksi ureter atau vena kava inferior. Massa jaringan fibrosis mengelilingi
dan menentukan struktur yang di bungkusnya tetapi tidak menginvasinya.
PENYEBAB
Penyabab langsung dari tumor sebenarnya belum di ketahui
namun ada beberapa hasil kajian penelitian menunjukkan bahwa :
v Kelebihan
nutrisi khususnya lemak
v Hasil
akhir metabolik dan bakterial
v Sembelit
v Infeksi, trauma, hipersensivitas terhadap obat
TANDA DAN GEJALA
v Nyeri
v Anoreksia, mual, lesu
v Penurunan berat badan
v Pendarahan
v Adanya pembesaran pada organ yang ada tumor
PEMERIKSAAN PENUNJANG
v Uji
dubur digital
v X –
ray
v Sigmoidoscope
v Fiber
optik plexible scope
v Ultra sonografi
Diagnosa Keperawatan sesuai prioritas
masalah
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan terputusnya
kontuinitas jaringan.
2. Gangguan pola
tidur berhubungan dengan nyeri luka post operasi
3. Gangguan rasa nyaman panas berhubungan dengan proses
peradangan
4. Penurunan kemampuan rawat diri berhubungan dengan
keterbatasan aktivitas
5. gangguan pola eliminasi BAB : konstipasi berhubungan
dengan penurunan peristaltik usus
6. Gangguan pemenuhan ADL berhubungan dengan kelemahan fisik
7. Kecemasan berhubungan dengan koping tidak efektif
8. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan tirah baring
yang lama
9. Risiko infeksi berhubungan dengan proses invasif luka
10. Risiko gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan
intake kurang
II.
Rencana Keperawatan dan Rasional
1
Gangguan rasa nyaman nyeri b/d teputusnya kontinuitas jaringan.
Tujuan : Klien mengungkapkan rasa nyaman nyeri
berkurang/hilang dengan kriteria :
ü Klien mengeluh nyeri pada luka operasi
ü Ekspresi
wajah ceria
ü Tanda-tanda vital (tekanan darah, suhu, nadi, pernafasan)
dalam batas normal
ü Hb
dalam batas normal
Intervensi
dan Rasional :
1.
Kaji dan catat lokasi, durasi dan lamanya nyeri
R/ Mengetahuai persepsi dan reaksi klien
terhadap nyeri sebagai dasar yang efektif untuk intervensi selanjutnya.
2.
Beri posisi yang menyenangkan.
R/ Mengurangi
penekanan pada otot dan mencegah spasme otot yang dapat menimbulkan nyeri.
3.
Observasi tanda-tanda vital tiap 2 jam
R/ Tanda-tanda vital dapat berubah akibat rasa
nyeri dan merupakan indicator untuk menilai keadaan perkembangan penyakit.
4. Anjurkan klien untuk melakukan
relaksasi : nafas dalam.
R/ Latihan nafas
dalam secara perlahan-lahan dan teratur akan membantu relaksasi otot sehingga
suplai O2 ke jaringan lancar, sehingga dapat mengurangi nyeri.
5.
Penatalaksanaan pemberian obat analgetik sesuai program.
R/ Antianalgetik
berfungsi untuk menghambat rangsangan nyeri agar tidak dipersepsikan, sehingga
nyeri berkurang/hilang.
2. Gangguan pola
tidur berhubungan dengan nyeri luka post operasi
Tujuan : Pola tidur teratasi dengan kriteria :
ü Klien
tidur 7-8 jam.
ü Klien
nampak ceria
Intervensi
dan rasional :
1. Kaji pola tidur dan istirahat klien.
R/ Mengetahui gangguan istirahat/tidur klien untuk
menentukan intervensi selanjutnya.
2.
Ciptakan lingkungan yang menyenangkan
R/ Lingkungan yang tenang dapat memberikan ketenangan
untuk tidur dan istirahat.
3. Anjurkan klien untuk banyak
istirahat dan tidur yang cukup.
R/ Tidur yang cukup dapat memberi rasa segar pada klien dan
mempercepat proses penyembuhan
3. Gangguan rasa
nyaman panas berhubungan dengan proses peradangan
Tujuan : Rasa nyaman terpenuhi dengan kriteria :
ü Suhu
tubuh teraba normal
ü Tanda-tanda
vital dalam batas normal
Intervensi
dan rasional :
1.
Observasi tanda-tanda vital tiap 8 jam.
R/
Vital sign dapat berubah karena adanya proses infeksi dan sebagai pedoman untuk
menentukan intervensi selanjutnya.
2. Beri kompres dingin di dahi, ketiak
dan lipatan paha
R/ Pada kepala terdapat hipotalamus sebagai pusat
termoregulator, sedangkan pada ketiak dan lipatan paha terdapat pembuluh darah
besar.
3.
Anjurkan minum yang banyak 1500-2000 cc/hari.
R/ Untuk mengganti cairan
yang hilang lewat penguapan/evaporasi
4.
Penatalaksanaan pemberian obat antipiretik sesuai program
R/
Antipiretik berfungsi untuk merangsang pusat termoregulator di hipotalamus
sehingga tidak mempersepsikan panas.
4. Penurunan
kemampuan rawat diri berhubungan dengan keterbatasan aktivitas.
Tujuan : Klien menunjukkan terpenuhinya kebutuhan rawat
diri dengan kriteria.
ü Klien dapat berpakaian, mandi, BAB, BAK sendiri
ü Klien nampak segar
Intervensi dan rasional :
1. Kaji kemampuan pasien dalam ADL-nya
R/ Untuk mengetahui sejauhmana bantuan yang diperlukan
klien untuk memenuhi ADL-nya.
2. Bantu klien dalam memenuhi kebutuhan
mandi dan berpakaian.
R/ Memungkinkan terpenuhinya kebutuhan mandi dan
berpakaian agar klien dapat memberikan rasa segar dan nyaman.
3.
Lakukan aktivitas ROM execise
R/
Untuk melatih seluruh pergerakan otot dan mencegah terjadinya atropi otot.
4. Anjurkan klien untuk latihan duduk
dan jalan.
R/ Untuk melatih pergerakan otot dan klien tidak merasa
jenuh berada ditempat tidur.
5. Menganjurkan klien untuk melakukan
perawatan diri secara bertahap.
R/ Perawatan diri secara bertahap dapat menumbuhkan
kemandirian klien dalam memenuhi kebutuhan personal hygiene.
5. Gangguan pola eliminasi BAB : konstipasi
berhubungan dengan penurunan peristaltic usus.
Tujuan : Konstipasi tidak terjadi dengan kriteria :
ü Klien mengatakan dapat BAB dengan lancar
ü Peristaltik
usus 15-35 x/mnt
Intervensi dan rasional :
1.
Kaji pola eliminasi klien
R/
Mengidentifikasi kebiasaan klien untuk memudahkan tindakan selanjutnya.
2. Anjurkan klien minum air 1500-2000
cc/hari
R/ Intake cairan yang adekuat dapat meningkatkan
keseimbangan antara absorbsi pada kolon dan asupan cairan, sehingga mencegah
terbentuknya faeces yang keras.
3. Anjurkan klien banyak bergerak
sesuai toleransi.
R/
Pergerakan tubuh dapat mempengaruhi peristaltic usus untuk memperlancar BAB
6.
Gangguan pemenuhan ADL berhubungan dengan kelemahan fisik
Tujuan : Kebutuhan ADL-nya dapat terpenuhi dengan
kriteria :
ü Klien
dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari tanpa bantuan orang lain
ü Keadaan umum baik
ü Kekuatan otot baik
Intervensi dan rasional :
1. Kaji kemampuan klien dalam memenuhi
kebutuhan sehari-hari.
R/ Mengetahui kemampuan klien dan dapat memenuhi
kebutuhannya
2. Bantu klien dalam pemenuhan
kebutuhan sehari-hari.
R/ Bantu dan latihan yang teratur membiasakan klien
melakukan aktivitas sehari-hari.
3.
Anjurkan keluarga untuk kooperatif dalam perawatan
R/
Keluarga dapat membantu dan bekerja sama memenuhi kebutuhan klien dan
mempercepat proses penyembuhan.
7.
Kecemasan berhubungan dengan koping tidak efektif.
Tujuan : Kecemasan teratasi dengan kriteria :
ü Ekspresi
wajah ceria
ü Klien tidak bertanya lagi tentang penyakitnya.
ü Klien mempunyai harapan untuk sembuh.
Intervensi dan rasional :
1.
Kaji tingkat kecemasan
R/ Memudahkan dalam tindakan selanjutnya.
2. Bantu klien dalam memenuhi kebutuhan
mandi dan berpakaian.
R/ Dengan demikian klien merasa lega karena bisa
mengungkapkan perasaannya kepada perawat.
3.
Beri dorongan spiritual (moril).
R/
Bahwa segala usaha yang dilakukan baik pengobatan dan perawatan merupakan suatu
usaha tetapi ada yang lebih berkuasa untuk menyembuhkan yaitu Tuhan YME
8.
Gangguan integritas kulit berhubungan dengan tirah baring yang lama..
Tujuan : Gangguan integritas kulit tidak terjadi dengan
kriteria :
ü Tidak
terjadi iritasi
ü Kelembaban
kulit normal
Intervensi dan rasional :
1. Inspeksi terhadap perubahan warna,
turgor dan vaskuler.
R/ Menandakan area
sirkuliasi buruk, kerusakan yang dapat menimbulkan decubitus
2. Jaga kebersihan kulit dan tetap
kering.
R/ Kulit yang kotor dapat menimbulkan rasa gatal sehingga
timbul keinginan untuk menggaruk.
3. Ubah posisi klien kiri/kanan setiap
2-3 jam
R/ Menurunkan tekanan pada edema, jaringan dengan perfusi
buruk untuk menurunkan iskemia.
4. Anjurkan menggunakan pakaian katun
longgar.
R/ Mencegah iritasi dermal dan meningkatkan evaporasi
lembab pada kulit.
9. Risiko infeksi
berhubungan dengan Proses invasih luka.
Tujuan :Infeksi tidak
dapat terjadi dengan kriteria :
ü Luka
kering
ü Tidak
ada tanda-tanda infeksi (Dollor, kalor, tumor, rubor dan fungsiolesa)
ü Tanda-tanda vital normal :
BP : 120/800 mmHg
Pulse : 80
x/mnt
Suhu : 360C
RR : 16-20 x/mnt
Intervensi dan rasional :
1.
Kaji tanda-tanda infeksi.
R/ Mendeteksi secara dini adanya tanda-tanda infeksi untuk mengetahui
perkembangan penyakit, sehingga dapat diberikan intervensi yang cepat dan
tepat.
2.
Melakukan tekhnik septic dalam merawat luka
R/
Mencegah terkontaminasinya kuman organisme penyebab infeksi baik melalui alat
ataupun tangan petugas.
3.
Pelaksanaan antibiotik
R/ Antibiotik bersifat menghambat/membunuh kuman
dan mempercepat proses penyembuhan.
10. Risiko gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan
intake kurang..
Tujuan : Pemenuhan nutrisi dapat teratasi dengan
kriteria .
ü Klien
dapat mual dan muntah
ü
Intake adekuat
ü Klien tidak lemah
Intervensi dan rasional :
1.
Memonitor intake makanan
R/ Asupan
yang adekuat mempengaruhi proses penyembuhan.
2. Pemberian kalori yang adekuat dan
makanan seimbang.
R/ Asupan kalori membantu tubuh dalam
mempertahankan hemostasis.
3. Anjurkan klien untuk menghabiskan
porsi makanannya.
R/ Intake yang cukup dapat membantu dalam proses
penyembuhan luka operasi dan membantu dalam memperbaiki keadaan umum klien.
Langganan:
Postingan (Atom)