Minggu, 27 Februari 2011 0 komentar

Ga jelas tahu,kamu aja ga ngerti lebih-lebih saya ga mudeng :p


Kawan hidup ini di nikmati aj lah..

Tahu ga?
Ga tahu kan!!makanya mau aku kasih tahu

aku lagi bingung nih,,di bantu-bantu yah,sin salabin jadi apa prok prok prok(pak tarno kale :p )

ga tau mau kemana,,tanya aj dora atau peta
huft...

Serius.....

Antara dan antara,jadi bingung mau nulis apa di blog..sebenarnya cuma mau curhat doang sih,ga muluk" kalo bisa ampe merem neh mata..
~_~

study bagiku penting banget,karena dari kecil aku g pernah lepas ama yg namanya buku,makanya sempat ada cita" pengen jadi doctor..itu duluuu(ga nyambung banget)

tapi baru aku tahu,ternyata cita" itu apa yah?
Susah ungkapin pake kata",karna ntar salah pendapat
bisa-bisa kaya MUI & MUHAMMADIAH

kalo di tanya sekarang,cita"ku apa,,bingung juga?? %-)

riri yang aneh,

poko'e sekarang harus serius ama kuliah yang tertunda 1 tahun = 2 smester

semoga kelak di tempat baru bisa beradaptasi..

Trimakasih udah mau baca blog ku ini..semoga selalu dalam lindungan NYA..amin


di kamar sambil merem

Sriwahyuni Sabir Sakka
Jumat, 11 Februari 2011 0 komentar

tumor abdomen

TUMOR ABDOMEN
PENGERTIAN
Tumor abdomen merupakan massa yang padat dengan ketebalan  yang berbeda-beda, yang mungkin membungkus pembuluh darah besar dan ureter. Secara patologi kelainan ini mudah terkelupas dan dapat meluas ke retroperitonium, dapat terjadi obstruksi ureter atau vena kava inferior. Massa jaringan fibrosis mengelilingi dan menentukan struktur yang di bungkusnya tetapi tidak menginvasinya.
PENYEBAB
Penyabab langsung dari tumor sebenarnya belum di ketahui namun ada beberapa hasil kajian penelitian menunjukkan bahwa :
v  Kelebihan nutrisi khususnya lemak
v  Hasil akhir metabolik dan bakterial
v  Sembelit
v   Infeksi, trauma, hipersensivitas terhadap obat
TANDA DAN GEJALA
v  Nyeri
v   Anoreksia, mual, lesu
v   Penurunan berat badan
v   Pendarahan
v   Adanya pembesaran pada organ yang ada tumor
PEMERIKSAAN PENUNJANG
v  Uji dubur digital
v  X – ray
v  Sigmoidoscope
v  Fiber optik plexible scope
v   Ultra sonografi

Diagnosa Keperawatan sesuai prioritas masalah 
1.      Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan terputusnya kontuinitas jaringan.
2.       Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri luka post operasi
3.      Gangguan rasa nyaman panas berhubungan dengan proses peradangan
4.      Penurunan kemampuan rawat diri berhubungan dengan keterbatasan aktivitas
5.      gangguan pola eliminasi BAB : konstipasi berhubungan dengan penurunan peristaltik usus
6.      Gangguan pemenuhan ADL berhubungan dengan kelemahan fisik
7.      Kecemasan berhubungan dengan koping tidak efektif
8.      Gangguan integritas kulit berhubungan dengan tirah baring yang lama
9.      Risiko infeksi berhubungan dengan proses  invasif luka
10.  Risiko gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan intake kurang

­II. Rencana Keperawatan dan Rasional
1 Gangguan rasa nyaman nyeri b/d teputusnya kontinuitas jaringan.
Tujuan : Klien mengungkapkan rasa nyaman nyeri berkurang/hilang dengan kriteria :
ü  Klien mengeluh nyeri pada luka operasi
ü  Ekspresi wajah ceria
ü  Tanda-tanda vital (tekanan darah, suhu, nadi, pernafasan) dalam batas normal
ü  Hb dalam batas normal

Intervensi dan Rasional :
1.     Kaji dan catat lokasi, durasi dan lamanya nyeri
       R/ Mengetahuai persepsi dan reaksi klien terhadap nyeri sebagai dasar yang efektif untuk intervensi selanjutnya.
2.     Beri posisi yang menyenangkan.
R/ Mengurangi penekanan pada otot dan mencegah spasme otot yang dapat menimbulkan nyeri.
3.     Observasi tanda-tanda vital tiap 2 jam
R/   Tanda-tanda vital dapat berubah akibat rasa nyeri dan merupakan indicator untuk menilai keadaan perkembangan penyakit.
4.     Anjurkan klien untuk melakukan relaksasi : nafas dalam.
R/   Latihan nafas dalam secara perlahan-lahan dan teratur akan membantu relaksasi otot sehingga suplai O2 ke jaringan lancar, sehingga dapat mengurangi nyeri.
5.     Penatalaksanaan pemberian obat analgetik sesuai program.
R/   Antianalgetik berfungsi untuk menghambat rangsangan nyeri agar tidak dipersepsikan, sehingga nyeri berkurang/hilang.

2.  Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri luka post operasi
Tujuan :  Pola tidur teratasi dengan kriteria :
ü  Klien tidur 7-8 jam.
ü  Klien nampak ceria
Intervensi dan rasional :
1.    Kaji pola tidur dan istirahat klien.
R/ Mengetahui gangguan istirahat/tidur klien untuk menentukan intervensi selanjutnya.
2.    Ciptakan lingkungan yang menyenangkan
R/ Lingkungan yang tenang dapat memberikan ketenangan untuk tidur dan istirahat.
3.    Anjurkan klien untuk banyak istirahat dan tidur yang cukup.
R/ Tidur yang cukup dapat memberi rasa segar pada klien dan mempercepat proses penyembuhan


3.  Gangguan rasa nyaman panas berhubungan dengan proses peradangan
Tujuan :  Rasa nyaman terpenuhi dengan kriteria :
ü  Suhu tubuh teraba normal
ü  Tanda-tanda vital dalam batas normal
Intervensi dan rasional :
1.    Observasi tanda-tanda vital tiap 8 jam.
R/ Vital sign dapat berubah karena adanya proses infeksi dan sebagai pedoman untuk menentukan intervensi selanjutnya.
2.    Beri kompres dingin di dahi, ketiak dan lipatan paha
R/ Pada kepala terdapat hipotalamus sebagai pusat termoregulator, sedangkan pada ketiak dan lipatan paha terdapat pembuluh darah besar.
3.    Anjurkan minum yang banyak 1500-2000 cc/hari.
R/ Untuk mengganti cairan yang hilang lewat penguapan/evaporasi
4.    Penatalaksanaan pemberian obat antipiretik sesuai program
R/ Antipiretik berfungsi untuk merangsang pusat termoregulator di hipotalamus sehingga tidak mempersepsikan panas.

4. Penurunan kemampuan rawat diri berhubungan dengan keterbatasan aktivitas.
Tujuan :  Klien menunjukkan terpenuhinya kebutuhan rawat diri dengan kriteria.
ü  Klien dapat berpakaian, mandi, BAB, BAK sendiri
ü   Klien nampak segar
Intervensi dan rasional :
1.    Kaji kemampuan pasien dalam ADL-nya
R/ Untuk mengetahui sejauhmana bantuan yang diperlukan klien untuk memenuhi ADL-nya.
2.    Bantu klien dalam memenuhi kebutuhan mandi dan berpakaian.
R/ Memungkinkan terpenuhinya kebutuhan mandi dan berpakaian agar klien dapat memberikan rasa segar dan nyaman.
3.    Lakukan aktivitas ROM execise
R/ Untuk melatih seluruh pergerakan otot dan mencegah terjadinya atropi otot.
4.    Anjurkan klien untuk latihan duduk dan jalan.
R/ Untuk melatih pergerakan otot dan klien tidak merasa jenuh berada ditempat tidur.
5.    Menganjurkan klien untuk melakukan perawatan diri secara bertahap.
R/ Perawatan diri secara bertahap dapat menumbuhkan kemandirian klien dalam memenuhi kebutuhan personal hygiene.

5.  Gangguan pola eliminasi BAB : konstipasi berhubungan dengan penurunan peristaltic usus.
Tujuan :  Konstipasi tidak terjadi dengan kriteria :
ü  Klien mengatakan dapat BAB dengan lancar
ü  Peristaltik usus 15-35 x/mnt
Intervensi dan rasional :
1.    Kaji pola eliminasi klien
R/ Mengidentifikasi kebiasaan klien untuk memudahkan tindakan selanjutnya.
2.    Anjurkan klien minum air 1500-2000 cc/hari
R/ Intake cairan yang adekuat dapat meningkatkan keseimbangan antara absorbsi pada kolon dan asupan cairan, sehingga mencegah terbentuknya faeces yang keras.
3.    Anjurkan klien banyak bergerak sesuai toleransi.
R/ Pergerakan tubuh dapat mempengaruhi peristaltic usus untuk memperlancar BAB

6. Gangguan pemenuhan ADL berhubungan dengan kelemahan fisik
Tujuan :  Kebutuhan ADL-nya dapat terpenuhi dengan kriteria :
ü  Klien dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari tanpa bantuan orang lain
ü   Keadaan umum baik
ü   Kekuatan otot baik
Intervensi dan rasional :
1.    Kaji kemampuan klien dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.
R/ Mengetahui kemampuan klien dan dapat memenuhi kebutuhannya
2.    Bantu klien dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
R/ Bantu dan latihan yang teratur membiasakan klien melakukan aktivitas sehari-hari.
3.    Anjurkan keluarga untuk kooperatif dalam perawatan
R/ Keluarga dapat membantu dan bekerja sama memenuhi kebutuhan klien dan mempercepat proses penyembuhan.

7. Kecemasan berhubungan dengan koping tidak efektif.
Tujuan :  Kecemasan teratasi dengan kriteria :
ü  Ekspresi wajah ceria
ü   Klien tidak bertanya lagi tentang penyakitnya.
ü  Klien mempunyai harapan untuk sembuh.
Intervensi dan rasional :
1.    Kaji tingkat kecemasan
R/ Memudahkan dalam tindakan selanjutnya.
2.    Bantu klien dalam memenuhi kebutuhan mandi dan berpakaian.
R/ Dengan demikian klien merasa lega karena bisa mengungkapkan perasaannya kepada perawat.
3.    Beri dorongan spiritual (moril).
R/ Bahwa segala usaha yang dilakukan baik pengobatan dan perawatan merupakan suatu usaha tetapi ada yang lebih berkuasa untuk menyembuhkan yaitu Tuhan YME

8. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan tirah baring yang lama..
Tujuan :  Gangguan integritas kulit tidak terjadi dengan kriteria :
ü  Tidak terjadi iritasi
ü  Kelembaban kulit normal
Intervensi dan rasional :
1.    Inspeksi terhadap perubahan warna, turgor dan vaskuler.
R/ Menandakan area sirkuliasi buruk, kerusakan yang dapat menimbulkan decubitus
2.    Jaga kebersihan kulit dan tetap kering.
R/ Kulit yang kotor dapat menimbulkan rasa gatal sehingga timbul keinginan untuk menggaruk.
3.    Ubah posisi klien kiri/kanan setiap 2-3 jam
R/ Menurunkan tekanan pada edema, jaringan dengan perfusi buruk untuk menurunkan iskemia.
4.    Anjurkan menggunakan pakaian katun longgar.
R/ Mencegah iritasi dermal dan meningkatkan evaporasi lembab pada kulit.

9. Risiko infeksi berhubungan dengan Proses invasih luka.
Tujuan :Infeksi tidak dapat terjadi dengan kriteria :

ü  Luka kering
ü  Tidak ada tanda-tanda infeksi (Dollor, kalor, tumor, rubor dan fungsiolesa)
ü   Tanda-tanda vital normal :
BP        :  120/800 mmHg
Pulse    :  80 x/mnt
Suhu    :  360C
RR        :  16-20 x/mnt          
Intervensi dan rasional :
1.    Kaji tanda-tanda infeksi.
R/ Mendeteksi secara dini adanya tanda-tanda infeksi untuk mengetahui perkembangan penyakit, sehingga dapat diberikan intervensi yang cepat dan tepat.
2.    Melakukan tekhnik septic dalam merawat luka
R/ Mencegah terkontaminasinya kuman organisme penyebab infeksi baik melalui alat ataupun tangan petugas.
3.    Pelaksanaan antibiotik
R/ Antibiotik bersifat menghambat/membunuh kuman dan mempercepat proses penyembuhan.
10. Risiko gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan intake kurang..
Tujuan :  Pemenuhan nutrisi dapat teratasi dengan kriteria .
ü  Klien dapat mual dan muntah
ü    Intake adekuat
ü   Klien tidak lemah
Intervensi dan rasional :
1.    Memonitor intake makanan
R/ Asupan yang adekuat mempengaruhi proses penyembuhan.
2.    Pemberian kalori yang adekuat dan makanan seimbang.
R/ Asupan kalori membantu tubuh dalam mempertahankan hemostasis.
3.    Anjurkan klien untuk menghabiskan porsi makanannya.
R/ Intake yang cukup dapat membantu dalam proses penyembuhan luka operasi dan membantu dalam memperbaiki keadaan umum klien.


 
;