Senin, 18 Maret 2013

Suka Menilai Orang Lain, Lupa Menilai Diri Sendiri


Setiap orang, siapa pun dia, apa pun pilihan hidupnya, maka dia layak mendapatkan cinta dan kasih sayangmu. Karena, saat dirimu mengeluarkan kebaikan, saat itu kebahagiaanmu akan meningkat nikmatnya berlipat kali.
Salah satu kebiasaan dan perilaku yang kurang baik, tapi terlalu sulit untuk disadari adalah sifat suka menilai orang lain. Mungkin sangat banyak waktu dihabiskan untuk menilai orang lain daripada menilai diri sendiri. Seolah-olah hidup ini harus terfokus untuk melihat orang lain, dan untuk menilai mereka, lalu membahas secara tuntas tentang sikap, sifat, perilaku, kebiasaan, dan tindakan mereka. Dan, diri sendiri selalu lupa untuk bertanya kepada dirinya sendiri, “siapa aku”?
Ketika seseorang menyibukkan hidupnya dengan mengundang perilaku orang lain ke dalam hidupnya, maka dia akan lupa untuk berpikir buat pertumbuhan, perbaikan, dan kemajuan kepribadiannya sendiri yang lebih berkualitas. Mungkinkah sifat menilai adalah sifat alamia manusia? Sebab, kebanyakan orang selalu menjadi sangat pintar dalam menilai perilaku dan sikap orang lain, dan menjadi sangat tidak pintar untuk menilai perilaku dan sikap diri sendiri. Bukankah ini sebuah kerugian besar buat kemajuan diri sendiri? Semua orang pasti paham bahwa kualitas hidup dalam kebahagiaan hanya bisa dimiliki, pada saat seseorang mampu memahami dan mengenal diri sendiri dengan baik. Dan bila orang-orang lebih suka mengenal diri orang lain daripada diri sendiri, apakah mungkin dia meraih kualitas hidup dan kebahagiaan?
Apakah salah kalau seseorang menilai orang lain? Tidak salah, tapi perilaku yang terlalu terbiasa untuk menilai kekurangan dan kelemahan orang lain, hanya akan menghasilkan ketidakbahagiaan ke dalam diri sendiri. Artinya, kekurangan dan kelemahan orang lain itu adalah energi negatif, yang berpotensi masuk ke dalam diri sendiri, dan mengurangi perasaan bahagia. Jadi, lebih baik menilai diri sendiri dan memperbaiki hal-hal yang masih kurang, agar diri bisa menjadi pribadi yang berkualitas, untuk menghasilkan kehidupan yang lebih indah dalam kebahagiaan.
Bila seseorang sudah mampu menghapus sifat dirinya yang suka menghakimi perilaku orang lain, serta terbiasa berpikir positif terhadap semua realitas orang lain. Maka, dia akan menjadi mahir dalam memperkuat energi cinta dalam diri sendiri, dan akan memiliki sifat yang mencintai setiap orang secara tulus dari hati nurani.
Mencintai diri sendiri adalah sesuatu yang sangat berharga untuk membuat hidup menjadi lebih baik. Sebab, saat seseorang benar-benar mencintai hidupnya, saat itu dia akan fokus untuk membuat dirinya memimpin menuju hidup yang dia impikan. Dan saat itu, dirinya menjadi terbiasa untuk menilai diri sendiri, dan memagari diri sendiri dari risiko yang membuat langkah perjalanannya mundur, serta memotivasi diri sendiri secara terus-menerus, untuk membuat langkah perjalanan hidupnya terus maju bersama kesuksesan.
Tindakan suka menilai orang lain akan membuat diri cerdas mendefinisikan orang lain. Jadi, apa pun yang orang lain lakukan, pastilah dapat ditemukan hal-hal untuk dikomentari. Saat Anda terbiasa menilai sifat dan perilaku orang lain, saat itu Anda terus-menerus sedang memperkuat hal-hal terlemah di dalam diri Anda, dan pikiran Anda akan selalu tertutup untuk menemukan hal-hal positif yang memperkuat kepribadian Anda.
Siapkan mental dan emosi untuk membiasakan diri, agar Anda bisa menilai diri sendiri. Apalagi, saat diri Anda dalam keadaan lemah, maka diperlukan fokus yang kuat dari diri sendiri, untuk menentukan pilihan dan keputusan yang memperkuat diri. Jangan sia-siakan diri Anda yang unik dan luar biasa, hanya untuk hidup dalam sifat, sikap, perilaku, karakter, dan gaya hidup orang lain. Pikirkan dan perhatikan hidup Anda sendiri, lupakan dan tinggalkan kebiasaan untuk menilai dan mengurusi pola hidup orang lain. Jadilah berharga untuk diri sendiri, agar semua hal yang Anda lakukan membawa manfaat buat kebaikan hidup semua orang.


0 komentar:

Posting Komentar

 
;